Monday, July 24, 2017

Earth Brick and Stone: Deurali


Ini adalah bagian ketiga dari cerita tentang perjalanan saya bekerja membantu pembangunan di Nepal menjalankan projek dari Engineers Without Borders, Juli 2017 lalu
Bagian 1: klik di sini
Bagian 2: klik di sini
Bagian 3: klik di sini
Bagian 4: klik di sini
Bagian 5: klik di sini

Akhir pekan pertama di Nepal, saya, Johan, dan tim dari Build up Nepal pergi ke sebuah desa bernama Deurali yang terletak di distrik Nuwakot, zona (semacam provinsi) Bagmati. Desa Deurali terletak sekitar 1500 meter di atas permukaan laut. Di ketinggian tersebut, temperaturnya tidak sedingin yang dikira. Misi kami: memberikan pelatihan dan membantu pemasangan mesin tekan earth brick (CSEB). Seperti banyak desa lainnya, Deurali terkena gempa di 2015 dan mengalami kerusakan berat. 150 dari 178 bangunan yang ada di sana rata dengan tanah dan peristiwa tersebut memakan 13 korban jiwa.


          Hamparan sawah di Deurali, mirip dengan Indonesia

Deurali sebenarnya tidaklah jauh dari Kathmandu. Namun butuh hampir seharian bagi kami untuk mencapainya dengan mobil. Alasannya: jalanan di Nepal tidak terlalu bagus dan pada saat itu sedang musim hujan. Banyak sekali lubang dan batu besar yang melengkapi jalanan antar kota. Kalau di bahasa inggris it was a very bumpy ride. Dilengkapi dengan tingginya curah hujan, jalanan jadi berlumpur, membuat mobil yang kami kendarai beberapa kali tersangkut di lumpur. Hal yang serupa terjadi juga pada puluhan truk dan bus yang kami jumpai sejalan perjalanan


Ini adalah pemandangan umum di jalanan antar-kota di Nepal

Suasana jalanan di lebih dari setengah waktu perjalanan kami

Di Deurali, ada seorang pengusaha lokal bernama Simon. Dialah yang akan kami tolong dalam memasang mesin CSEB. Ayah berusia 28 tahun ini berharap dapat menciptakan lapangan pekerjaan pagi penduduk desa, sekaligus membangun kembali desanya. Simon memiliki lahan yang cukup luas yang ia gunakan untuk bertani palawija dan beternak ayam, kambing, dan sapi. Simon bercerita ke saya bahwa dia baru tahu info tentang Build up Nepal belum lama. Saat gempa bumi melanda, banyak hewan ternaknya mati dan rumahnya hancur total. Sekarang, ia dan istrinya tinggal di gubuk yang ia bangun dari kayu dan batu.

Kami harus membawa mesin seberat 200 kilogram dari Kathmandu ke Deurali. Kami khawatir jalan yang rusak dapat membuat mesin oleng sehingga jatuh atau terbentur dan rusak. Untungnya, supir Build up Nepal, Jayram memiliki skill tingkat super dalam berkendara. Dia disebut-sebut punya pengalaman hampir 50 tahun mengemudikan mobil. Dia bisa menghindari hampir semua lubang yang ada di jalan namun membuat perjalanan terasa nyaman bagi kami penumpang. Respect Sir!

Kami tiba di Deurali Jumat sore. Tidak banyak waktu sebelum hari mulai gelap. Kami langsung memasang mesin CSEB, lalu berkoordinasi dengan Simon untuk memanggil penduduk desa besok pagi, untuk mengadakan pelatihan penggunaan mesin CSEB. Udara di sini jauh lebih segar daripada Kathmandu karena tidak ada polusi.

Besoknya, pekerjaan dimulai sangat terlambat, karena kami baru menyadari bahwa penduduk desa pergi bertani atau ke kota untuk mencari nafkah di pagi hari. Pelatihan baru bisa dimulai setelah lewat jam makan siang. Kami langsung mulai dengan memperkenalkan diri (walaupun sebelumnya Simon telah memberi tahu tentang kedatangan kami). Setelah perkenalan, kami langsung menunjukkan bagaimana cara memakai mesin, membuat campuran bata, dan beberapa perawatan yang harus dilakukan untuk mesin.



Pemasangan mesin

Setelah beberapa jam, para penduduk desa sudah bisa membuat bata mereka sendiri. Rasanya sangatlah memuaskan bisa melihat orang-orang dengan wajah gembira penuh harapan dapat membangun desa mereka setelah kejadian besar 2 tahun lalu. Tidak aneh sih, mengingat mereka tinggal di gubuk atau rumah yang tidak permanen sejak gempa bumi melanda.

                                                 Orang-orang mulai bekerja membuat bata

Pelatihan berlangsung selama 2 hari. Hari pertama petunjuk bagaimana menyiapkan dan membuat bata. Hari kedua fokus pada pengenalan masalah yang sering terjadi di mesin dan penanggulangannya. Masalah yang sering terjadi di mesin, terjadi di hari kedua. Adonan bata tidak bisa diangkat dari mesin setelah proses pemberian tekanan dilakukan. Penyebabnya adalah ada bagian mesin yang miring namun tidak mudah dilihat. Setelah memperlihatkan cara memperbaiki masalah tersebut, kami juga menekankan akan pentingnya pemberian pelumas dan pembersihan mesin secara berkala. Mereka mendengarkan dengan penuh fokus.



 Bahkan anak-anak ikut senang


Overall, ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Saya merasa senang melihat wajah penduduk desa yang penuh harapan. Semua nyeri punggung karena perjalanan berjam-jam dangan jalan yang tidak mulus terasa hilang begitu saja. 

No comments:

Post a Comment

Earth Brick and Stone: Workshop Frenzy