Ini adalah bagian kelima dari cerita tentang perjalanan saya bekerja membantu pembangunan di Nepal menjalankan projek dari Engineers Without Borders, Juli 2017 lalu
Bagian 1: klik di sini
Bagian 2: klik di sini
Bagian 3: klik di sini
Bagian 4: klik di sini
Bagian 5: klik di sini
Setelah menyelesaikan perjalanan dan pekerjaan di Desa Deurali, saya dan Johan menghabiskan akhir pekan dengan bersantai. Kami, bersama pelajar dari Swedia lainnya mengunjungi beberapa landmark yang ada di Patan, daerah tempat kami tinggal.
Bergaya di Durbar Square. Tempat shooting film Dr. Strange
Suasana jalanan di Nepal
Perjalanan dan
aktivitas di Deurali membuat kami sadar akan pentingnya keberhasilan Build up
Nepal dalam mendistribusikan mesin CSEB serta mengadakan pelatihan bagi para
penduduk desa terpencil demi membantu pembangunan dan rehabilitasi Nepal.
Masalah yang akan kami hadapi adalah bagaimana membuat mesin CSEB yang rusak
mudah diperbaiki. Agar supir dari Build up Nepal tidak perlu bolak-balik dari
kota ke desa dan sebaliknya, yang membuat seluruh proses perbaikan memakan
waktu tidak kurang dari 3 hari. Jika mesin bisa diperbaiki di tempat, maka
proses perbaikan mesin tidak akan memakan waktu lebih dari 1 jam.
Sebelum bercerita mengenai bagaimana kami menyelesaikan masalah mesin tersebut, saya ingin bercerita tentang tugas kami yang lain. Kami juga harus membuat workshop Build up Nepal menjadi
lebih baik. Di workshop inilah mekanik yang bertugas memperbaiki dan
memodifikasi mesin bekerja. Barang-barang mulai dari alat hingga suku cadang
pun disimpan di workshop yang harus kami rapihkan dan perbaiki keadaannya.
Suasana di Depan Workshop Build up Nepal
Perbaikan pertama
yang kami lakukan adalah dengan mendesain dan membuat semacam gerobak untuk
mengangkut mesin CSEB. Mesin CSEB yang datang atau pergi dari workshop harus
diangkut sejauh kurang lebih 10 meter sebelum mencapai mobil/ tempat
pengangkutan. Dengan berat mesin yang 200 kilogram, tidaklah mudah mengangkut
mesin dan membawanya sejauh 10 meter, walaupun dengan tenaga 3 orang dewasa.
Mesin yang harus diangkut. Beratnya kurang lebih 200 kilogram
Gerobak yang kami
desain bentuknya sangat sedarhana. Hanya berupa platform yang disangga oleh
roda yang bisa didorong maupun ditarik. Selain itu, cukup mudah untuk
mengangkut mesin dari lantai ke gerobak karena platformnya didesain agar tidak
terlalu tinggi. Pekerjaan kami dibantu oleh mekanik dari Build up Nepal bernama
Kabi. Selain pintar dan sangat terampil dalam pengerjaan mesin, Kabi juga cukup
mahir berbahasa Inggris. Kami menjadi akrab hanya setelah beberapa kali
pertemuan saja.
Gambar gerobak pengangkut sederhana yang dibuat dengan bahan apa adanya
Gerobak kami
bikin menggunakan pelat baja dan besi bekas yang ada di sana. Pengerjaan
selesai dalam hitungan jam saja berkat keterampilan Kabi. Kami berhasil membuat
gerobak tersebut dan mempermudah pengangkutan mesin CSEB dari workshop ke
tempat parkir mobil.
Tugas berikutnya
adalah membuat workshop lebih teratur. Ada banyak suku cadang dan alat-alat
tukang di sana. Semuanya berantakan tergeletak di mana-mana di workshop. Hal
ini membuat Kabi dan rekan-rekan mekaniknya terkadang kebingungan saat ingin
mengerjakan sesuatu. Sejak pertengahan minggu ketiga saya dan Johan memulai
merancang tempat meletakkan barang, barang yang dibutuhkan, hingga belanja
barang-barang tersebut ke jantung kota Kathmandu, ditemani Aasish, seorang
engineer yang juga bekerja bersama kami di desa Deurali.
Saya dan Aasish berdiskusi
Kami merancang meja
las untuk Kabi bekerja saat ia perlu mengelas, membeli beberapa alat standar
keselamatan seperti topeng las, dan membuat gantungan di dinding tempat
menyimpan alat- alat agar tidak mudah hilang. Kami menggunakan triplek yang
diberi paku, lalu menggantungkan alat-alat di paku tersebut. Papan triplek yang
sudah ditempelkan di dinding tersebut lalu diberi cat sehingga saat seseorang
mengambil barang, dia tahu ke mana harus mengembalikannya.
Meja Las
Tool board/ papan alat
Tool board setelah dicat
Akhirnya workshop Build up Nepal pun terlihat lebih baik dan lebih rapi. Para mekanik terlihat menikmati rapih dan teraturnya workshop. Mohon maaf karena saya tidak sempat mengambil foto sebelum workshopnya dipermak, jadi hanya ada foto setelah workshop diperbaiki saja.
Di cerita berikutnya, saya akan menceritakan tentang bagaimana kami memperbaiki masalah mesin dan kegiatan kami setelahnya. Tunggu ya!
No comments:
Post a Comment