Ini adalah bagian ketiga dari cerita tentang perjalanan saya bekerja membantu pembangunan di Nepal menjalankan projek dari Engineers Without Borders, Juli 2017 lalu
Bagian 1: klik di sini
Bagian 2: klik di sini
Bagian 3: klik di sini
Bagian 4: klik di sini
Bagian 5: klik di sini
Deurali sebenarnya tidaklah jauh dari Kathmandu. Namun butuh hampir seharian bagi kami untuk mencapainya dengan mobil. Alasannya: jalanan di Nepal tidak terlalu bagus dan pada saat itu sedang musim hujan. Banyak sekali lubang dan batu besar yang melengkapi jalanan antar kota. Kalau di bahasa inggris it was a very bumpy ride. Dilengkapi dengan tingginya curah hujan, jalanan jadi berlumpur, membuat mobil yang kami kendarai beberapa kali tersangkut di lumpur. Hal yang serupa terjadi juga pada puluhan truk dan bus yang kami jumpai sejalan perjalanan
Ini adalah pemandangan umum di jalanan antar-kota di Nepal
Suasana jalanan di lebih dari setengah waktu perjalanan kami
Kami harus membawa mesin seberat 200 kilogram dari Kathmandu ke Deurali. Kami khawatir jalan yang rusak dapat membuat mesin oleng sehingga jatuh atau terbentur dan rusak. Untungnya, supir Build up Nepal, Jayram memiliki skill tingkat super dalam berkendara. Dia disebut-sebut punya pengalaman hampir 50 tahun mengemudikan mobil. Dia bisa menghindari hampir semua lubang yang ada di jalan namun membuat perjalanan terasa nyaman bagi kami penumpang. Respect Sir!
Kami tiba di Deurali Jumat sore. Tidak banyak waktu sebelum hari mulai gelap. Kami langsung memasang mesin CSEB, lalu berkoordinasi dengan Simon untuk memanggil penduduk desa besok pagi, untuk mengadakan pelatihan penggunaan mesin CSEB. Udara di sini jauh lebih segar daripada Kathmandu karena tidak ada polusi.
Besoknya, pekerjaan dimulai sangat terlambat, karena kami baru menyadari bahwa penduduk desa pergi bertani atau ke kota untuk mencari nafkah di pagi hari. Pelatihan baru bisa dimulai setelah lewat jam makan siang. Kami langsung mulai dengan memperkenalkan diri (walaupun sebelumnya Simon telah memberi tahu tentang kedatangan kami). Setelah perkenalan, kami langsung menunjukkan bagaimana cara memakai mesin, membuat campuran bata, dan beberapa perawatan yang harus dilakukan untuk mesin.
Kami tiba di Deurali Jumat sore. Tidak banyak waktu sebelum hari mulai gelap. Kami langsung memasang mesin CSEB, lalu berkoordinasi dengan Simon untuk memanggil penduduk desa besok pagi, untuk mengadakan pelatihan penggunaan mesin CSEB. Udara di sini jauh lebih segar daripada Kathmandu karena tidak ada polusi.
Besoknya, pekerjaan dimulai sangat terlambat, karena kami baru menyadari bahwa penduduk desa pergi bertani atau ke kota untuk mencari nafkah di pagi hari. Pelatihan baru bisa dimulai setelah lewat jam makan siang. Kami langsung mulai dengan memperkenalkan diri (walaupun sebelumnya Simon telah memberi tahu tentang kedatangan kami). Setelah perkenalan, kami langsung menunjukkan bagaimana cara memakai mesin, membuat campuran bata, dan beberapa perawatan yang harus dilakukan untuk mesin.
Setelah beberapa jam, para penduduk desa sudah bisa membuat bata mereka sendiri. Rasanya sangatlah memuaskan bisa melihat orang-orang dengan wajah gembira penuh harapan dapat membangun desa mereka setelah kejadian besar 2 tahun lalu. Tidak aneh sih, mengingat mereka tinggal di gubuk atau rumah yang tidak permanen sejak gempa bumi melanda.
Orang-orang mulai bekerja membuat bata
Pelatihan berlangsung selama 2 hari. Hari pertama petunjuk bagaimana menyiapkan dan membuat bata. Hari kedua fokus pada pengenalan masalah yang sering terjadi di mesin dan penanggulangannya. Masalah yang sering terjadi di mesin, terjadi di hari kedua. Adonan bata tidak bisa diangkat dari mesin setelah proses pemberian tekanan dilakukan. Penyebabnya adalah ada bagian mesin yang miring namun tidak mudah dilihat. Setelah memperlihatkan cara memperbaiki masalah tersebut, kami juga menekankan akan pentingnya pemberian pelumas dan pembersihan mesin secara berkala. Mereka mendengarkan dengan penuh fokus.
Pelatihan berlangsung selama 2 hari. Hari pertama petunjuk bagaimana menyiapkan dan membuat bata. Hari kedua fokus pada pengenalan masalah yang sering terjadi di mesin dan penanggulangannya. Masalah yang sering terjadi di mesin, terjadi di hari kedua. Adonan bata tidak bisa diangkat dari mesin setelah proses pemberian tekanan dilakukan. Penyebabnya adalah ada bagian mesin yang miring namun tidak mudah dilihat. Setelah memperlihatkan cara memperbaiki masalah tersebut, kami juga menekankan akan pentingnya pemberian pelumas dan pembersihan mesin secara berkala. Mereka mendengarkan dengan penuh fokus.
Overall, ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Saya merasa senang melihat wajah penduduk desa yang penuh harapan. Semua nyeri punggung karena perjalanan berjam-jam dangan jalan yang tidak mulus terasa hilang begitu saja.
No comments:
Post a Comment