“Materials for
Tomorrow” adalah event tahunan yang diadakan di Chalmers di mana ilmuwan,
researcher, dan pihak dari industri memberikan pandangan terhadap tantangan dan
potensi di bidang ilmu dan teknik material. Tahun ini, acara diselenggarakan
dari hari Selasa 8 November hingga Kamis 10 November. Sebagai mahasiswa jurusan
teknik material, kesempatan ini tidak saya lewatkan dong!
Dari sekian
banyak sesi yang ada, salah satu yang saya datangi adalah sesi tentang 3D
printing, atau Additive Manufacturing. 3D printing memang merupakan teknologi
yang lagi trending belakangan ini. Banyak blogger dan youtuber membagikan
pengalaman mereka membuat barang dengan teknologi ini. Bahkan, banyak
perusahaan didirikan dengan basis 3D printing. Sebenarnya, 3D printing bukanlah
teknologi yang baru loh. 3D printing sudah ada sejak 28 tahun yang lalu!
Kegunaan yang
paling “fancy” untuk 3D printing adalah untuk keperluan medis. Dengan 3D
printing, kita bisa membuat implant untuk pinggul, lutut (atau sendi yang ada
di lutut, lupa namanya apa). Dan yang paling keren adalah cranium framework,
yaitu menambal tulang yengkorak yang bocor/retak (dengan asumsi si pasien masih
hidup ya). Penggunaan teknologi seperti ini telah menolong ribuan, atau jutaan
pasien di seluruh dunia.
(The Lecture
about 3D printing)
“State of the
art” lainnya tentang material adalah tentang biopolimer kayu. Sang pembicara
kebetulan adalah pengajar di salah satu kuliah yang saya ambil semester lalu.
Berkolaborasi dengan Wallenberg Wood Science Center, sang pembicara memaparkan
potensi dari produk-produk hutan. Ternyata kayu dari hutan tidak hanya bisa
dimanfaatkan untuk furnitur, bahan konstruksi, atau kertas, tapi kita juga bisa
melakukan ekstraksi nanocellulose...sebuah material yang bisa dimanfaatkan
untuk aplikasi 3D printing. Aplikasi dari teknologi ini di antaranya “smart”
packaging (ini juga saya gak ngerti apa) dan keperluan medis seperti 3D
printing jaringan (jaringan dalam arti biologis), sehingga di masa depan bukan
tidak mungkin kita bisa melakukan 3D printing bagian tubuh yang luka/cacat
karena kecelakaan misalnya. Ditambah lagi, 70% area di Swedia adalah hutan.
Digabungkan dengan pengelolaan yang benar dan regulasi yang ketat, mereka bisa
menjual “produk” dengan harga tinggi namun juga sustainable...Bayangkan
Indonesia kayak gitu ya...
Sesi berikutnya
di sore hari adalah presrntasi poster dari peneliti dan ilmuwan dari berbagai
penjuru dunia. Semua hasil riset dan penemuannya luar biasa (walau belum
sekeren film superhero atau sci-fi siih). Mulai dari kertas anti basah, progres
tentang graphene (salah satu material trending), konversi metana ke metanol
(mengurangi dampak global warming yeaay!), dan bahkan 3D printing model otak
untuk studi tentang penyakit neurodegeneratif!
(Advertisement
about 3D printing near poster presentation station)
Event ini
diadakan setahun sekali di Chalmers, jadi gak nyesel pilih Chalmers buat kuliah
:P